Thursday, December 26, 2013

-=[ Patut Anda Ketahui BILA ROH MENINGGALKAN TUBUH setelah KEMATIAN]=-


 
Bismillahirahmaanirahim ... 

Sekujur tubuh terbaring, muka pucat, sejuk, beku dan kaku tidak bermaya.Tapi nun di satu sudut, rohnya masih berada di sisi jasad memperhatikan saja tubuhnya di perlakukan orang. Sewaktu semua perhiasan dan pakaian yang di banggakan dulu di bukakan maka terdengarlah roh menjerit-jerit, merintih dan merayu.

Semua makhluk mendengar jeritan kecuali jin dan manusia.

“Wahai orang yang memandikan, ku minta kepadamu karena Allah, supaya melepaskan pakaianku dengan perlahan-lahan. Sebab pada saat ini aku baru saja beristirahat daripada seretan malaikat maut …!”

Oleh karena itu, ketika hendak menanggalkan pakaian-pakaian saudara kita yang yang telah meninggal sebaiknya dilakukan dengan perlahan. Jika susah untuk dibuka, gunting saja pakaian tersebut.

Orang yang meninggal dunia (yakni ketika roh di cabut oleh malaikat maut), sakitnya seperti di tikam 300 kali. Walaupun pada lahirnya tubuhnya masih sempurna tapi pada hakikatnya tubuh tersebut telah hancur luluh.

Begitu juga waktu dimandikan, dikafankan, dan seterusnya sewaktu di usung ke kubur, roh senantiasa merintih mengharapkan pembelaan daripada manusia.

Sewaktu air disiramkan ke badannya ia berteriak: “Wahai orang yang memandikan roh, Demi Allah, janganlah engkau menuangkan air mu dalam keaadaan panas. Dan jangan pula terlalu sejuk.Sebab tubuhku terbakar dengan keluarnya roh.”

Dan ketika mereka memandikan berkatalah roh: “Demi Allah, Wahai orang yang memandikan, janganlah engkau menggosok aku dengan kuat. Sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya rohku.”

Sewaktu di mandikan dan di bersihkan najis kepada kemaluan, janganlah di biarkan mayat tersebut terbuka hingga menampakkan auratnya, sudah tentu roh berasa malu dan menangis bila auratnya di pertunjukkan pada orang. Sedangkan ketika hidup sangat di jaga auratnya itu.

Begitulah seterusnya, mayat merasa sakit sekiranya tubuhnya di perlakukan dengan kasar. Untuk mengatasi masalah ini, keluarga dan juga para tamu yang datang janganlah cuma menangis dan bersedih. Sebaliknya berikanlah bantuan dengan menghadiahkan bacaan Ya’asin ataun sekurang-kurangnya sedekahkanlah Al Fatihah.

Rasulullah sendiri melarang berbincang bincang hal-hal dunia di hadapan mayat. Apalagi mengumpat dan menceritakan keburukkannya semasa hidup.

Begitu juga dengan memasak dan makan-minum di rumah yang di dalamnya ada mayat. Usahakanlah memberi bantuan kepada kaum keluarga yang telah ditinggalkan oleh saudara mereka.

Sewaktu mayat dikeluarkan dari rumah, roh pun meyeru:

“Demi Allah, wahai jemaah ku, Aku telah meninggalkan isteriku menjadi janda. Maka janganlah kamu menyakitinya.Anak-anak ku telah menjadi yatim, maka janganlah kalian menyakiti mereka .. Sesungguhnya Pada hari ini aku dikeluarkan dari rumahku dan aku tidak akan kembali selamanya.”

Perkara-perkara yang perlu di tekankan di sini untuk umat Islam:

Jangan di sediakan makan dan minum di rumah yang ada mayat kerana pernah saya menghadiri pengkebumian saudara-saudara kita dan masih ramai malah mereka dengan tidak sadar menyediakan makan minum kepada para tamu yang datang melayat orang yang meninggal karena mereka sebenarnya tidak tahu(jahil)

Asingkanlah tempat untuk di mandikan mayat tadi dari pandangan orang dan setidaknya di tiraikan kain atau tempat khusus untuk menjaga keaiban pada mayat tadi.

Dan yang paling harus diingat, Jangan membongkar keaiban orang yan sudah meninggal tadi selepas kita mandikan mayatnya. Najis keaiban itu adalah suatu dosa yang paling besar!!!! Naudzubillah..!!

Oleh sebab itu di tekankan di sini, sebaik baiknya orang yang akan sama-sama memandikan mayat biarlah dari kaum keluarga yang paling dekat sekali terutama anak-anak dan cucu-cucu. Untuk menjaga keaiban keluarganya yang telah pergi, Semoga di berkati oleh Allah adanya.

Jangan berdiam diri saja atau berbincang -bincang dalam soal keduniaan apabila kita melawat orang yang meninggal karena mayat tersebut sesungguhnya berada dalam keaadan kesakitan samapai di kuburkan.

Sebaik-baiknya bacalah Yaasin dan sedekahkanlah Al Fatihah untuk orang yang telah meninngal dunia.

Penghantaran ke kuburan, sebaik-baiknya kaum keluarga yang terdekat sekali terutama anak –anak dan cucu-cucu mengusung dan menguburkan mayat sehingga akhir, ke liang-Lahat karena mereka lebih mengetahui, lebih memahami, lebih mengenal, lebih terasa akan kehalusan persaudaraan dalam aspek menjaga, mengawal dan menentukan mayat sampai selesai dari saat menghembuskan nafas terakhir sehingga di kuburkan ...

Dalam suatu riwayat di sebutkan: Sewaktu roh terpisah dari tubuh, ia di panggil dari langit dengan tiga kali jeritan:

Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, ‘Wahai Fulan Anak Si Fulan..

• – Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang Meninggalkanmu? ...

• – Apakah Kau Yang Telah Mengumpul Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang Telah Mengumpulmu? ...

• – Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu? ...

• – Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menguburmu?’ ...

KETIKA MAYAT TERGELETAK AKAN DIMANDIKAN ..

Terdengar Dari Langit Suara Memekik, ‘Wahai Fulan Anak Si Fulan …

• – Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Terkulai Lemah? ...

• – Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara? ...

• – Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa? ...

• – Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Ghaib Tak Bersuara? ...

KETIKA MAYAT SIAP DIKAFANKAN ...

Suara Dari Langit Terdengar Memekik,’Wahai Fulan Anak Si Fulan

• – Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Redha Allah ..

• – Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah ..

• – Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal ..

• – Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya ..

• – Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan.’ ...

KETIKA JENAZAH DI USUNG ...

Terdengar Dari Langit Suara Memekik, ‘Wahai Fulan Anak Si Fulan..

• – Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan ...
• – Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Taubat ..
• – Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat.’ ...

KETIKA MAYAT SIAP DISHOLATKAN ...

Terdengar dari Langit Suara Memekik, ‘Wahai Fulan Anak Si Fulan..

• – Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat ..

• – Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik ..
• – Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk.’ ..

KETIKA MAYAT DIBARINGKAN DI LIANG LAHAD ...

terdengar Suara Memekik Dari Langit,’Wahai Fulan Anak Si Fulan…

• Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini ...

Wahai Fulan Anak Si Fulan…

• – Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis ..
• – Dahulu Kau Bergembira, Kini Dalam Perutku Kau Berduka ...
• – Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa.’ ..

KETIKA SEMUA MANUSIA MENINGGALKANNYA SENDIRIAN ...

Setelah para manusia pulang meninggalkan mayat yang sudah dikuburkan itu lalu Allah SWT berfirman:

"Wahai hamba-Ku, kamu tetap terpencil dan sendirian, para manusia sudah pergi dan pulang meninggalkanmu dalam kegelapan kubur.

Padahal kamu telah berbuat maksiat kepadaKu karena para manusia, karena isteri dan karena anak.

Namun aku sangat kasihan kepada mu pada hari ini dengan limpahan rahmat, yang dengannya para makhluk sama kagum. Dan Aku lebih kasihan kepada mu daripada kasih ibu kepada anaknya."

Allah Berkata Kepadanya, ‘Wahai Hamba-Ku …. .

• Kini Kau Tinggal Seorang Diri ...
• Tiada Teman Dan Tiada Kerabat ...
• Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap ...
• Mereka Pergi Meninggalkanmu. … Seorang Diri ...
• Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar PerintahKu ....
• Hari Ini, …. Akan Kutunjukan Kepadamu ...

• Kasih Sayang-Ku ...
• Yang Akan Takjub Seisi Alam ..
• Aku Akan Menyayangimu ...
• Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya’ ...

Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman , ‘Wahai Jiwa Yang Tenang

• Kembalilah Kepada Tuhanmu ..
• Dengan Hati Yang Puas Lagi Diredhai-Nya ...
• Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku ..
• Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku’ ...

Demikianlah keterangan dalam suatu riwayat mengenai beberapa ucapan dan jeritan serta teriakan yang di tujukan kepada mayat, sejak rohnya lepas dari tubuhnya sehingga mayat ditutup tanah dalam kubur.

Subhanallah ......

Pribadi yang BERDZIKIR ITU INDAH : ..
Setiap KALAMNYA adalah DAKWAH ...
Setiap DIAMNYA adalah DZIKIR ...
Setiap NAPASNYA adalah TASBIH ...

Setiap PANDANGAN MATANYA adalah RAHMAT ...
Setiap SUARA TELINGANYA selalu TERJAGA ...
Setiap PIKIRANNYA adalah BAIK SANGKA ...

Setiap GERAK HATINYA adalah DOA ...
Setiap SENTUHAN TANGANNYA adalah SEDEKAH ...
Setiap LANGKAH KAKINYA adalah JIHAD ...

Kekuatannya adalah SILATURAHMI ...
Kesibukannya adalah ASYIK MEMPERBAIKI DIRI ...
Kerinduannya adalah TEGAKNYA SYARIAT ALLAH SWT ...

Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah. .. AAMIIN ..

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...



Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat
ADAB-ADAB MENUNTUT ILMU

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah, amma ba’du. Para pembaca yang budiman, menuntut ilmu agama adalah sebuah tugas yang sangat mulia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Allah akan pahamkan dia dalam hal agamanya.” (HR. Bukhari) Oleh sebab itu sudah semestinya kita berupaya sebaik-baiknya dalam menimba ilmu yang mulia ini. Nah, untuk bisa meraih apa yang kita idam-idamkan ini tentunya ada adab-adab yang harus diperhatikan agar ilmu yang kita peroleh membuahkan barakah, menebarkan rahmah dan bukannya malah menebarkan fitnah atau justru menyulut api hizbiyah. Wallaahul musta’aan.

  • ADAB PERTAMA

Mengikhlaskan Niat untuk Allah ‘azza wa jalla
Yaitu dengan menujukan aktivitas menuntut ilmu yang dilakukannya untuk mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat, sebab Allah telah mendorong dan memotivasi untuk itu. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Maka ketahuilah, sesungguhnya tidak ada sesembahan yang hak selain Allah dan minta ampunlah atas dosa-dosamu.” (QS. Muhammad: 19). Pujian terhadap para ulama di dalam al-Qur’an juga sudah sangat ma’ruf. Apabila Allah memuji atau memerintahkan sesuatu maka sesuatu itu bernilai ibadah.
Oleh sebab itu maka kita harus mengikhlaskan diri dalam menuntut ilmu hanya untuk Allah, yaitu dengan meniatkan dalam menuntut ilmu dalam rangka mengharapkan wajah Allah ‘azza wa jalla. Apabila dalam menuntut ilmu seseorang mengharapkan untuk memperoleh persaksian/gelar demi mencari kedudukan dunia atau jabatan maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Barang siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya hanya ditujukan untuk mencari wajah Allah ‘azza wa jalla tetapi dia justru berniat untuk meraih bagian kehidupan dunia maka dia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat.” yakni tidak bisa mencium aromanya, ini adalah ancaman yang sangat keras. Akan tetapi apabila seseorang yang menuntut ilmu memiliki niat memperoleh persaksian/ijazah/gelar sebagai sarana agar bisa memberikan manfaat kepada orang-orang dengan mengajarkan ilmu, pengajian dan sebagainya, maka niatnya bagus dan tidak bermasalah, karena ini adalah niat yang benar.

  • ADAB KEDUA

Bertujuan untuk Mengangkat Kebodohan Diri Sendiri dan Orang Lain
Dia berniat dalam menuntut ilmu demi mengangkat kebodohan dari dirinya sendiri dan dari orang lain. Sebab pada asalnya manusia itu bodoh, dalilnya adalah firman Allah ta’ala yang artinya, “Allah lah yang telah mengeluarkan kalian dari perut-perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan kemudian Allah ciptakan bagi kalian pendengaran, penglihatan dan hati supaya kalian bersyukur.” (QS. An Nahl: 78). Demikian pula niatkanlah untuk mengangkat kebodohan dari umat, hal itu bisa dilakukan dengan pengajaran melalui berbagai macam sarana, supaya orang-orang bisa memetik manfaat dari ilmu yang kau miliki.

  • ADAB KETIGA

Bermaksud Membela Syariat
Yaitu dalam menuntut ilmu itu engkau berniat untuk membela syariat, sebab kitab-kitab yang ada tidak mungkin bisa membela syariat (dengan sendirinya). Tidak ada yang bisa membela syariat kecuali si pembawa syariat. Seandainya ada seorang ahlul bid’ah datang ke perpustakaan yang penuh berisi kitab-kitab syariat yang jumlahnya sulit untuk dihitung lantas dia berbicara melontarkan kebid’ahannya dan menyatakannya dengan lantang, saya kira tidak ada sebuah kitab pun yang bisa membantahnya. Akan tetapi apabila dia berbicara dengan kebid’ahannya di sisi orang yang berilmu demi menyatakannya maka si penuntut ilmu itu akan bisa membantahnya dan menolak perkataannya dengan dalil al-Qur’an dan as-Sunnah. Oleh sebab itu saya katakan: Salah satu hal yang harus senantiasa dipelihara di dalam hati oleh penuntut ilmu adalah niat untuk membela syariat. Manusia kini sangat membutuhkan keberadaan para ulama, supaya mereka bisa membantah tipu daya para ahli bid’ah serta seluruh musuh Allah ‘azza wa jalla.

  • ADAB KEEMPAT

Berlapang Dada Dalam Masalah Khilaf
Hendaknya dia berlapang dada ketika menghadapi masalah-masalah khilaf yang bersumber dari hasil ijtihad. Sebab perselisihan yang ada di antara para ulama itu bisa jadi terjadi dalam perkara yang tidak boleh untuk berijtihad, maka kalau seperti ini maka perkaranya jelas. Yang demikian itu tidak ada seorang pun yang menyelisihinya diberikan uzur. Dan bisa juga perselisihan terjadi dalam permasalahan yang boleh berijtihad di dalamnya, maka yang seperti ini orang yang menyelisihi kebenaran diberikan uzur. Dan perkataan anda tidak bisa menjadi argumen untuk menjatuhkan orang yang berbeda pendapat dengan anda dalam masalah itu, seandainya kita berpendapat demikian niscaya kita pun akan katakan bahwa perkataannya adalah argumen yang bisa menjatuhkan anda.
Yang saya maksud di sini adalah perselisihan yang terjadi pada perkara-perkara yang diperbolehkan bagi akal untuk berijtihad di dalamnya dan manusia boleh berselisih tentangnya. Adapun orang yang menyelisihi jalan salaf seperti dalam permasalahan akidah maka dalam hal ini tidak ada seorang pun yang diperbolehkan untuk menyelisihi salafush shalih, akan tetapi pada permasalahan lain yang termasuk medan pikiran, tidaklah pantas menjadikan khilaf semacam ini sebagai alasan untuk mencela orang lain atau menjadikannya sebagai penyebab permusuhan dan kebencian.
Maka menjadi kewajiban para penuntut ilmu untuk tetap memelihara persaudaraan meskipun mereka berselisih dalam sebagian permasalahan furu’iyyah (cabang), hendaknya yang satu mengajak saudaranya untuk berdiskusi dengan baik dengan didasari kehendak untuk mencari wajah Allah dan demi memperoleh ilmu, dengan cara inilah akan tercapai hubungan baik dan sikap keras dan kasar yang ada pada sebagian orang akan bisa lenyap, bahkan terkadang terjadi pertengkaran dan permusuhan di antara mereka. Keadaan seperti ini tentu saja membuat gembira musuh-musuh Islam, sedangkan perselisihan yang ada di antara umat ini merupakan penyebab bahaya yang sangat besar, Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berselisih yang akan menceraiberaikan dan membuat kekuatan kalian melemah. Dan bersabarlah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. al-Anfaal: 46)

  • ADAB KELIMA

Beramal Dengan Ilmu
Yaitu hendaknya penuntut ilmu mengamalkan ilmu yang dimilikinya, baik itu akidah, ibadah, akhlaq, adab, maupun muamalah. Sebab amal inilah buah ilmu dan hasil yang dipetik dari ilmu, seorang yang mengemban ilmu adalah ibarat orang yang membawa senjatanya, bisa jadi senjatanya itu dipakai untuk membela dirinya atau justru untuk membinasakannya. Oleh karenanya terdapat sebuah hadits yang sah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “al-Qur’an adalah hujjah untukmu atau untuk menjatuhkanmu.”

  • ADAB KEENAM

Berdakwah di Jalan Allah
Yaitu dengan menjadi seorang yang menyeru kepada agama Allah ‘azza wa jalla, dia berdakwah pada setiap kesempatan, di masjid, di pertemuan-pertemuan, di pasar-pasar, serta dalam segala kesempatan. Perhatikanlah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau setelah diangkat menjadi Nabi dan Rasul tidaklah hanya duduk-duduk saja di rumahnya, akan tetapi beliau mendakwahi manusia dan bergerak ke sana kemari. Saya tidak menghendaki adanya seorang penuntut ilmu yang hanya menjadi penyalin tulisan yang ada di buku-buku, namun yang saya inginkan adalah mereka menjadi orang-orang yang berilmu dan sekaligus mengamalkannya.

  • ADAB KETUJUH

Bersikap Bijaksana (Hikmah)
Yaitu dengan menghiasi dirinya dengan kebijaksanaan, di mana Allah berfirman yang artinya, “Hikmah itu diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan barang siapa yang diberi hikmah sungguh telah diberi kebaikan yang sangat banyak.” (QS. al-Baqarah: 269). Yang dimaksud hikmah ialah seorang penuntut ilmu menjadi pembimbing orang lain dengan akhlaknya dan dengan dakwahnya mengajak orang mengikuti ajaran agama Allah ‘azza wa jalla, hendaknya dia berbicara dengan setiap orang sesuai dengan keadaannya. Apabila kita tempuh cara ini niscaya akan tercapai kebaikan yang banyak, sebagaimana yang difirmankan Tuhan kita ‘azza wa jalla yang artinya, “Dan barang siapa yang diberikan hikmah sungguh telah diberi kebaikan yang amat banyak.” Seorang yang bijak (Hakiim) adalah yang dapat menempatkan segala sesuatu sesuai kedudukannya masing-masing. Maka sudah selayaknya, bahkan menjadi kewajiban bagi para penuntut ilmu untuk bersikap hikmah di dalam dakwahnya.
Allah ta’ala menyebutkan tingkatan-tingkatan dakwah di dalam firman-Nya yang artinya, “Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasehat yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. an-Nahl: 125). Dan Allah ta’ala telah menyebutkan tingkatan dakwah yang keempat dalam mendebat Ahli kitab dalam firman-Nya, “Dan janganlah kamu mendebat ahlu kitab kecuali dengan cara yang lebih baik kecuali kepada orang-orang zhalim diantara mereka.” (QS. al-’Ankabuut: 46). Maka hendaknya penuntut ilmu memilih cara dakwah yang lebih mudah diterima oleh pemahaman orang.

  • ADAB KEDELAPAN

Penuntut Ilmu Harus Bersabar Dalam Menuntut Ilmu
Yaitu hendaknya dia sabar dalam belajar, tidak terputus di tengah jalan dan merasa bosan, tetapi hendaknya di terus konsisten belajar sesuai kemampuannya dan bersabar dalam meraih ilmu, tidak cepat jemu karena apabila seseorang telah merasa jemu maka dia akan putus asa dan meninggalkan belajar. Akan tetapi apabila dia sanggup menahan diri untuk tetap belajar ilmu niscaya dia akan meraih pahala orang-orang yang sabar; ini dari satu sisi, dan dari sisi lain dia juga akan mendapatkan hasil yang baik.

  • ADAB KESEMBILAN

Menghormati Ulama dan Memosisikan Mereka Sesuai Kedudukannya
Sudah menjadi kewajiban bagi para penuntut ilmu untuk menghormati para ulama dan memosisikan mereka sesuai kedudukannya, dan melapangkan dada-dada mereka dalam menghadapi perselisihan yang ada di antara para ulama dan selain mereka, dan hendaknya hal itu dihadapinya dengan penuh toleransi di dalam keyakinan mereka bagi orang yang telah berusaha menempuh jalan (kebenaran) tapi keliru, ini catatan yang penting sekali, sebab ada sebagian orang yang sengaja mencari-cari kesalahan orang lain dalam rangka melontarkan tuduhan yang tak pantas kepada mereka, dan demi menebarkan keraguan di hati orang-orang dengan cela yang telah mereka dengar, ini termasuk kesalahan yang terbesar. Apabila menggunjing orang awam saja termasuk dosa besar maka menggunjing orang berilmu lebih besar dan lebih berat dosanya, karena dengan menggunjing orang yang berilmu akan menimbulkan bahaya yang tidak hanya mengenai diri orang alim itu sendiri, akan tetapi mengenai dirinya dan juga ilmu syar’i yang dibawanya.
Sedangkan apabila orang-orang telah menjauh dari orang alim itu atau harga diri mereka telah jatuh di mata mereka maka ucapannya pun ikut gugur. Apabila dia menyampaikan kebenaran dan menunjukkan kepadanya maka akibat gunjingan orang ini terhadap orang alim itu akan menjadi penghalang orang-orang untuk bisa menerima ilmu syar’i yang disampaikannya, dan hal ini bahayanya sangat besar dan mengerikan. Saya katakan, hendaknya para pemuda memahami perselisihan-perselisihan yang ada di antara para ulama itu dengan anggapan mereka berniat baik dan disebabkan ijtihad mereka dan memberikan toleransi bagi mereka atas kekeliruan yang mereka lakukan, dan hal itu tidaklah menghalanginya untuk berdiskusi dengan mereka dalam masalah yang mereka yakini bahwa para ulama itu telah keliru, supaya mereka menjelaskan apakah kekeliruan itu bersumber dari mereka ataukah dari orang yang menganggap mereka salah ?! Karena terkadang tergambar dalam pikiran seseorang bahwa perkataan orang alim itu telah keliru, kemudian setelah diskusi ternyata tampak jelas baginya bahwa dia benar. Dan demikianlah sifat manusia, “Semua anak Adam pasti pernah salah dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang senantiasa bertaubat”. Adapun merasa senang dengan ketergelinciran seorang ulama dan justru menyebar-nyebarkannya di tengah-tengah manusia sehingga menimbulkan perpecah belahan maka hal ini bukanlah termasuk jalan Salaf.

  • ADAB KESEPULUH

Berpegang Teguh Dengan Al Kitab dan As Sunnah
Wajib bagi penuntut ilmu untuk memiliki semangat penuh guna meraih ilmu dan mempelajarinya dari pokok-pokoknya, yaitu perkara-perkara yang tidak akan tercapai kebahagiaan kecuali dengannya, perkara-perkara itu adalah :
1. Al-Qur’an Al-Karim
Oleh sebab itu wajib bagi penuntut ilmu untuk bersemangat dalam membacanya, menghafalkannya, memahaminya serta mengamalkannya karena al-Qur’an itulah tali Allah yang kuat, dan ia adalah landasan seluruh ilmu. Para salaf dahulu sangat bersemangat dalam mempelajarinya, dan diceritakan bahwasanya terjadi berbagai kejadian yang menakjubkan pada mereka yang menunjukkan begitu besar semangat mereka dalam menelaah al-Qur’an. Dan sebuah kenyataan yang patut disayangkan adalah adanya sebagian penuntut ilmu yang tidak mau menghafalkan al-Qur’an, bahkan sebagian di antara mereka tidak bisa membaca al-Qur’an dengan baik, ini merupakan kekeliruan yang besar dalam hal metode menuntut ilmu. Karena itulah saya senantiasa mengulang-ulangi bahwa seharusnya penuntut ilmu bersemangat dalam menghafalkan al-Qur’an, mengamalkannya serta mendakwahkannya, dan untuk bisa memahaminya dengan pemahaman yang selaras dengan pemahaman salafush shalih.
2. As Sunnah yang shahihah
Ia merupakan sumber kedua dari sumber syariat Islam, dialah penjelas al-Qur’an al Karim, maka menjadi kewajiban penuntut ilmu untuk menggabungkan antara keduanya dan bersemangat dalam mendalami keduanya. Penuntut ilmu sudah semestinya menghafalkan as-Sunnah, baik dengan cara menghafal nash-nash hadits atau dengan mempelajari sanad-sanad dan matan-matannya, membedakan yang shahih dengan yang lemah, menjaga as-Sunnah juga dengan membelanya serta membantah syubhat-syubhat yang dilontarkan Ahlu bid’ah guna menentang as-Sunnah.

  • ADAB KESEBELAS

Meneliti Kebenaran Berita yang Tersebar dan Bersikap Sabar
Salah satu adab terpenting yang harus dimiliki oleh penuntut ilmu adalah tatsabbut (meneliti kebenaran berita), dia harus meneliti kebenaran berita-berita yang disampaikan kepadanya serta mengecek efek hukum yang muncul karena berita tersebut. Di sana ada perbedaan antara tsabaat dan tatsabbut, keduanya adalah dua hal yang berlainan walaupun memiliki lafazh yang mirip tapi maknanya berbeda. Ats tsabaat artinya bersabar, tabah dan tidak merasa bosan dan putus asa. Sehingga tidak semestinya dia mengambil sebagian pembahasan dari sebuah kitab atau suatu bagian dari cabang ilmu lantas ditinggalkannya begitu saja. Sebab tindakan semacam ini akan membahayakan bagi penuntut ilmu serta membuang-buang waktunya tanpa faedah. Dan cara seperti ini tidak akan membuahkan ilmu. Seandainya dia mendapatkan ilmu, maka yang diperolehnya adalah kumpulan permasalahan saja dan bukan pokok dan landasan pemahaman. Contoh orang yang hanya sibuk mengumpulkan permasalahan itu seperti perilaku orang yang sibuk mencari berita dari berbagai surat kabar dari satu koran ke koran yang lain. Karena pada hakikatnya perkara terpenting yang harus dilakukan adalah ta’shil (pemantapan pondasi, ilmu ushul) dan pengokohannya serta kesabaran untuk mempelajarinya.
Dengan perantara nama-nama-Mu yang terindah dan sifat-sifat-Mu yang tertinggi ya Allah, ampunilah dosa-dosa hamba. Begitu banyak nikmat telah hamba sia-siakan. Umur, kesempatan, waktu luang, kesehatan dan keamanan. Semuanya telah Engkau curahkan, namun aku selalu lalai dan tidak pandai mensyukuri pemberian-Mu. Ya Allah bimbinglah hamba-Mu ini, untuk meraih kebahagiaan pada hari di mana tidak ada lagi hari sesudahnya, ketika kematian telah disembelih di antara surga dan neraka. Ketika para penduduk surga semakin bergembira dan para penghuni neraka bertambah sedih dan merana. Ya Allah, limpahkanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat, dan lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat. Ya Allah, kami mohon kepada-Mu hidayah, ketakwaan, terjaganya kehormatan dan kecukupan. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyinaa Muhammad, walhamdulillaahi Rabbil ‘alamiin.
***
Adab-adab ini disadur dari Thiibul Kalim al-Muntaqa Min Kitaab al-’Ilm Li Ibni Utsaimin karya Abu Juwairiyah oleh Abu Mushlih Ari Wahyudi.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca, silahkan jika ingin di share kepada teman-teman lain ^-^


Thursday, March 14, 2013





.. MANFAAT TIDUR MENGHADAP KE KANAN ..

Bismillahirrahmannirahim,

Tidur sangat dibutuhkan untuk mengembalikan stamina tubuh. Pada dasarnya, sesorang tidak menyadari gerakan yang dilakukan pada waktu tidur. Posisi tidur sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Salah satu posisi tidur yang dianjurkan adalah tidur dengan posisi miring ke kanan. 

Barra’ bin Azib berkata, “Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم bersabda kepadaku,

‘Apabila kamu datang ke tempat tidurmu (hendak tidur), berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat, kemudian kamu tidur miring pada bagian kanan’

Sabda Lainnya didasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari - Muslim)

Banyak Sekali Hikmah Dibalik Sunnah Tidur Miring Ke Sebelah Kanan.

Seperti dikutip dari NYTimes, Selasa (26/10/2010) pada umumnya dokter akan menyarankan orang tidur miring sehingga gaya gravitasi bisa terjaga untuk menjaga isi perut.

Tidur miring menghadap kanan lebih bagus dari pada menghadap kiri, karena bisa melindungi jantung dari posisi tertindih atau tertekan organ lainnya.

Tapi ternyata tak selamanya demikian. Tidur menghadap kiri pun bisa memberikan manfaat untuk kesehatan terutama pada orang yang memiliki gangguan asam lambung.

Fakta menunjukkan bahwa posisi tidur menghadap ke kiri sangat penting bagi orang yang memiliki gangguan asam lambung seperti timbulnya rasa panas terbakar di perut (heartburn), karena posisi yang salah bisa membuat asam lambung masuk ke kerongkongan dan memicu insomnia.

Sebaliknya beberapa studi telah menemukan bahwa tidur menghadap ke kanan akan memperburuk kondisi tersebut di atas, sedangkan jika menghadap kiri bisa membantu menenangkan.

Bagi penderita gangguan lambung, tidur menghadap kanan membuat esophageal sphincter (saluran antara perut dan kerongkongan) melemah yang membuat asam lambung naik ke kerongkongan sehingga bikin perih di lambung.

Selain itu bagi penderita gangguan lambung, tidur dengan posisi menghadap kiri akan membuat sambungan antara perut dan kerongkongan tidak terbuka meskipun kadar asam lambung tinggi. Hasil studi ini dilaporkan dalam The Journal of Clinical Gastroenterology.

Dalam penelitian lain yang dimuat The American Journal of Gastroenterology menunjukkan bahwa tidur dengan posisi miring ke kanan bagi penderita lambung akan meningkatkan asam lambung dan kerongkongan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghilangkannya.

Berikut adalah menfaat dari tidur dengan posisi miring ke kanan.

1. Mengistirahatkan otak kiri. Pada dasarnya, otak manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak bagian bertugas mempersarafi organ tubuh sebelah kiri, begitu juga sebaliknya. Dalam keseharian, kita sering menggunakan organ tubuh sebelah kanan. Dengan tidur miring ke kanan, maka gantian otak kiri yang mensarafi organ tubuh sebelah kanan. Dan ini dapat menghindarkan dari bahaya yang timbul seperti pengendapan pembekuan darah, lemak, asam sisa oksidasi, dan penyempitan pembuluh darah.

2. Mengurangi beban jantung. Dengan posisi miring ke kanan saat tidur dapat membuat darah terdistribusi secara merata dan terkonsentrasi ke tubuh bagian kanan. Hal ini membuat aliran darah yang masuk dan keluar jantung lebih melambat sehingga denyut jantung lebih lambat dan tekanan darah akan menurun. Tidur miring ke kanan membuat jantung tidak tertimpa orang lain karena posisi jantung lebih condong ke sebelah kiri.

3. Mengistirahatkan lambung. Apabila seseorang tidur degan posisi miring ke kiri dapat menyebabkan chime ( makanan yang dicerna lambung yang bercampur asam lambung) akan terganggu dan akan memperlambat proses pengosongan lambung.

4. Mencegah batu kantung empedu. Dengan tidur miring ke kanan menyebabkan aliran chiem lancar sehingga cairan empedu meningkat. Hal ini dapat mencegah batu kantung empedu.

5. Meningkatkan waktu penyerapan gizi. Saat tidur akan akan terjadi pergerakan usus yang meningkat. Dengan posisi tidur miring ke kanan akan membuat perjalan makanan yang tercerna lebih lama, sehingga penyerapan sari makanan lebih optimal.

6. Merangsang buang air besar. Dengan tidur miring ke kanan akan membuat proses pengisian usus besar lebih cepat penuh sehingga merangsang gerak usus besar dan relaksasi dari otot anus. Ini akan merangsang untuk buang air besar.

7. Mengistirahatkan kaki kiri. Dalam aktifitas keseharian kita cenderung menggunakan kaki sebagai pusat pembeban sehingga kaki cepat merasa pegal. Dengan tidur miring ke kanan akan membantu pengosongan vena kaki kiri sehinnga rasa pegal lebih cepat hilang.

8. Menjaga kesehatan paru-paru. Paru-paru kanan lebih besar daripada paru-paru kiri. Saat tidur miring ke kanan, jantung juga akan condong ke kanan. Hal ini tak masalah karena jantung akan menekan paru-paru kanan yang ukurannya lebih besar.

9. Menjaga saluran pernafasan. Dengan tidur miring ke kanan akan mencegah jatuhnya pangkal lidah yang dapat mengganggu saluran pernafasan.

Subhanallah.. alhamdulillah ..
Selalu tersimpan hikmah yang baik, atas setiap perintah / ajaran Rasulullah SAW yang kita cintai ..

Semoga bermanfaat .. 

Thursday, March 7, 2013











KEJUJURAN VERSUS KEBOHONGAN

إن الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهد الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مشرشدا, أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)

Bismillahirahmannirahimm....
Kaum muslimin rahimakumullah…

Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal untuk melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga sunnah Rasul Saw.

Hanya dengan cara itulah ketakqawaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan…. Selanjutnya, shalawt dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaiman perintah Allah : Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam pada nabi (Muhammad) Saw. dalam Al-Qur’an, surah Al-Ahzab : 56 :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Kaum Muslimin rahimakumullah….

Berbagai kejahatan yang terjadi dan terkuak belakangan ini, seperti korupsi besar-besaran di kalangan sebagian pejabat, kolaborasi pengusaha dan penguasa (pejabat), mafiah hukum dan peradilan, peredaran narkoba yang telah menyerang dunia anak-anak, pergaulan bebas di kalangan remaja dan masyarakat umum lainnya yang sangat mengkhawatirkan, kekacauan rumah tangga sebagai akibat perselingkuhan, dan berbagai tindakan kriminal lainnya yang frekuensinya semakin hari semakian meningkat, merupakan fenomena kehidupan yanhg amat menakutkan dan menjadi ancaman yang sangat membahayakan kehidupan kita semua.

Fenomena tersebut lebih menakutkan dan lebih besar bahayanya dari pada ancaman gempa, terorisme dan berbagai penyakit fisik yang akhir-akhir ini terjadi. Karena, berbagai tindakan kejahatan tersebut dapat menghancurkan sebuah bangsa dan sebuah Negara. Kehancurannya bukan saja di dunia, akan tetapi di akhirat juga. Semua itu bermuara dari lenyapnya kejujuran dan suburnya kebohongan dalam kehidupan kita saat ini.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa di mana-mana kita sulit menemukan sebuah kejujuran dalam masyarakat, sebaliknya di mana-mana kita dengan mudah menemukan kebohongan demi kebohongan. Di rumah, kita dengan mudah menemukan ketidak jujuran antara suami dan istri dan antara anak dengan orang tuanya.

Di pasar, kita dengan mudah menemukan pedagang yang tidak jujur dalam sukatan dan timbangan. Di kantor dan tempat kerja, khususnya di lembaga-lembaga pemerintahan, dengan mudah kita menemukan kebohongan dan ketidak jujuran. Di pengadilan dan penegakan hukum, dengan mudah kita temukan kebohongan dan ketidak juran. Di kalangan pengusaha dan bahkan di kalangan poltisi, dengan mudah kita temukan kebohongan dan ketidak jujuran.

Lebih mengerikan lagi, di dunia pendidikan dan dakwahpun kita sering pula menemukan kebohongan dan ketidak jujuran. Hampir tidak ada lini kehidupan saat ini yang tidak dirasuki kebohongan dan ketidak jujuran. Sebaliknya, kejujuran sudah menjadi makhluk langka. Orang-orang yang jujur dianggap makhluk aneh, lugu dan tidak bisa mengikuti serta memahami perkembangan zaman.

Kejujuran Sumber Segala Kebaikan, Sedangkan Kebohongan Sumber Segala Kejahatan.

Nabi Muhammad Saw, jauh-jauh hari, yakni lebih dari 14 silam, telah mewanti-wanti kita, sebagai umatnya, aagr selalalu bersifat jujur dan sekali-kali jangan terlibat dalam kebohongan, sekecil apapun dan dalam kondisi apaun, kecuali dalam keadaan perang, mendamaikan orang yang sedang berselisih dan menjaga keharmonisan rumah tangga. Itupun dengan sangat hati-hati dan sebatas yang diperlukan saja. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam Bukhahri dan Muslim, Rausl Saw. bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Rasul Saw. bersabda : “Hendaklah kalian semua menjadi jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akan menyampaikan kalian ke syurga. Bialamana seseorang itu jujur dan menguasai sifat jujur (secara terus menerus), maka Allah menetapkannya sebagai seorang yang jujur. Dan sekali-kali jangan kalian berbohong, karena sesungguhnya kebohongan itu menggiring kalian kepada berbagai kejahatan (dosa) dan sesungguhnya berbagai kejahatan itu akan menggiring kalian ke neraka. Bilamana seseorang itu berbohon dan terus menerus berbohong, maka Allah akan menetapkannya sebagai pembohong. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadist tersebut di atas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :

Seorang Muslim, yang mengaku Muhammad Saw. adalah teladan hidupnya, hendakalah memiliki sifat jujur dan menjauhi sifat pembohong atau ketidak jujuran.
Sifat jujur itu adalah sumber segala kebaikan di dunia dan akan menyebabkan meraih kebaikan di akhirat, yakni syurga. Sedangkan kebohongan dan ketidak jujuran itu adalah sumber segala kejahatan di dunia dan menyebabkan pelakunya sengsara di akhirat, yakni masuk neraka.
Kejujuran harus menjadi karakter dalam kehdupan agar menghasilkan berbagai kebaikan dunia dan akhirat. Untuk menjadi karakter, kejujuran harus dipraktekkan di mana saja, kapan saja, dan dalam kondisi apa saja, sesuai petunjuk Rasul Saw.
Bila seseorang atau suatu masyarakat dan bangsa memiliki karakter pembohong dan tidak jujuran, pasti muncul berbagai tindak kejahatan yang berakibat pada penderitaan orang banyak. Bila hal ini terjadi, tunggulah kehancuran di dalam kehidupan dunia dan kesengsaraan di akhirat kelak.
Ruang Lingkup Kejujuran

Kaum Muslimin rahimakumullah….

Di sampaing apa yang disebutkan sebelumnya, bahwa kejujuran adalah sumber kebaikan dunia dan akhirat, sedangkan kebohongan atau ketidak jujuran adalah sumber malapetaka di dunia dan juga di akhirat, bahwa kejujuran itu bagi orang mukmin adalah segalanya. Kejujuran harus meliputi semua aspek kehisupannya. Kalau tidak, ia akan mengalami kehancuran hidup di dunia dan sengsara di akhirat. Dalam Alqur’an terdapat berbagai kata “kejujuran” yang menjelaskan berbagai situasi dan kondisi kehidupan orang-orang beriman. Di antarannya :

Tempat tinggal, komunitas dan negara yang jujur. Hal ini dijelaskan Allah dalam surat Al-Isrok/17 : 81-82, terkait dengan Makah dan masyarakatnya yng sudah tidak kondusif lagi bagi Rausl Saw. dan para Sahabatnya untuk membangun masyarakat jujur, karena mayoritasnya menolak dakwah Rasul Saw. Oleh sebab itu, Allah mengajarkan Rasul-Nya untuk meminta agar Allah berikan solusi tempat keluar yang jujur (mukhraja shidq) dalam keadaan selamat dan memperoleh temapat masuk/tinggal yang jujur (mudkhola shidq). Faktanya, Rsul Saw. Allah keluarkan dari Mekkah dalam keadaan selamat dari ancaman pembunuhan yang dirancang kaum kafir Quraiys dan pada waktu yang sama Allah berikan Al-Madinah Al-Munawwaroh sebagai tempat tinggal, komunitas dan Negara Jujur yang dibangun pertama kali oleh Rasul Saw.
Citra yang baik. Sesungguhnya pencitraan tidak bisa dilakukan dengan rekayasa dan kebohongan, karena betapapun canggihnya rekayasa dan kemampuan membungkus kebohongan dan ketidak jujuran, suatu saat pasti terbongkar juga, seperti yang kita saksikan beberapa waktu belakangan ini. Citra yang baik, hanya dapat dilakukan dengan kejujuran hidup dengan semua dimensinya, sejak dari keyakinan/keimanan, undang-undang (peraturan hidup) sampai kepada muamalah dan akhlak sehari-hari. Hal ini dijelaskan Alllah dalam surat Maryam / 19 : 50 dan Asy-syu’arok / 26 : 84, terkait dengan pencitraan nabi Ibrahim ‘alaihissalam sehingga Beliau menjadi buah bibir (lisana shidqin) sepanjang masa sampai akhir zaman. Umat nabi Muhammad Saw, bahkan diwajibkan untuk menjadikan Ibrahim sebagai uswah disamping Nabi Muhammad Saw. dan mebacakan sholawat dan salam atasnya sewaktu shalat dan mengaitkan sholawat atas Nabi Muhammad Saw. dengan shalawat kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Maka citra Ibrahim yang spektakuler adalah Kahlilullah (kekasih Allah) dan Abul Anbiyak (Bapak Para Nabi). Sebaliknya, pencitraan yang dibangun di atas kebohongan dan ketidak jujuran akan memunculkan imej di masyarakat sebagai Khalilusy-syaithan (Kekasih Setan) dan Abul Fujur (Bapak Kejahatan/Korupsi)
Barometer kehidupan. Dalam Islam, barometer kehidupan itu bukanlah pangkat, kedudukan, harta, status sosial dan berbagai label materialistik lainnya. Apatah lagi jiak semua itu dihasilkan dengan keohongan dan ketidak jujuran. Akan tetapi adalah keberhasilan dalam menjalankan berbagai amal sholeh yang sesuai dengan petunjuk (wahyu) Allah dan Rasul-Nya yang dijalankan dengan niat yang ikhlas. Orang-orang yang beriman dan beramal sholeh akan mendapatkan kedudukan yang mulia (qodama shidqin) di sisi Allah, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an, surah Yunus /10 : 2. “ Pantaskah manusia menjadi heran bahwa Kami memberikan wahyu kepada seorang laki-laki di antara mereka (Muhammad Saw.). “Beri kabar gembiralah orang-orang beriman bahwa mereka memiliki kedudukan yang tinggi (qodama shidqin) di sisi Tuhan Pencipta mereka (Allah). Orang-orang kafir berkata : orang ini (Muhammad Saw. benar-benar pesihir”.
Orientasi hidup. Orientasi hidup orang-orang yang jujur adalah kehidupan akhirat yang abadi dengan segala fasilitas super-super-super VVIP yang telah Allah dan Rasul janjikan. Sebab itu, siapun dia, setinggi apapun pangkat dan kedudukannya, sebanyak apapun harta dan ilmunya, sebesar apapun pengaruhnya di masyarakat, tidak akan pernah memalingkannya sedikitpun dari orientasi hidupnya yang sebenarnya, yakni kemuliaan, keridhaan, ampunan dan syurga Allah di akhirat kelak. Hal ini dijelaskan Allah dalam surat Al-Qamar/54 : 54 dan 55 : “ Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di taman-taman dan sungai-sungai (syurga). Di tempat yang sejati (maq’adi shidqi), di sisi Raja Yang Maha Kuasa (Allah)”. Itulah orientasi dan cita-cita tertinggi orang-orang yang jujur. Sedangkan orang-orang yang pembohong dan tidak jujur, hanay berorientasikan kehidupan dunia semata. Sebab itu, apapun cara akan ditempuhnya, tanpa menghiraukan halal dan haram sekalipu, karena karaketr bohong sudah sedemikian kuat tertanam dalam dirinya, wal ‘iyadzu billah….
Kaum Muslimin rahimakumullah…..

Dalam kesempatan ini, khatib menghimbau diri sediri dan kaum muslimin semuanya, marilah kita besama-sama membentk karakter jujur dan kejujuran dalam diri kita dan menghidarkan kebohongan dan ketidak jujuran dalam hidup ini agar kita selamat di dunia dan di akhirat kelak.

Untuk mencapainya, kita tidak bisa hidup sendiri-sendiri, kita memerlukan rumah tangga, komunitas atau jamaah dan bahkan Negara yang jujur agar kejujuran itu menjadi karakter kita. Kalau tidak, kita akan terbawa dan terbentuk sebagai orang yang memiliki karakter pembohong dan tidak jujur, sebagaimana yang Allah perintahkan dalam Al-Qur’an, surah Attaubah/9 : 119 berikut :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

“Wahai orang-orang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan jadilah kamu (hidup) bersama orang-orang yang jujur”.

Kaum Muslimin rahimakumullah….

Demikianlah khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi kita dalam menjalankan kehidupan dunia yang sementara ini. Semogaa Allah selalu membimbing kita ke jalan-Nya yang lurus, yaitu jalan para nabi, shiddiqin, syuhadak dan sholihin. Allahumma amin…

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وايكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قول هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه هو السميع العليم ……
sumber : www.eramuslim.com
semoga bermanfaat ya bagi yang membaca ^__^